Sebagai orang Indonesia, pasti kita sudah kenal dengan pulau Bali. Tiap tahunnya, turis lokal dan mancanegara datang untuk menikmati keindahan pulau tropis yang satu ini. Turis kadang hanya familiar dengan bagian selatan yang padat, tetapi bukan berarti Bali hanya layak dikunjungi di bagian Selatan.
Di bagian utara Bali, terdapat desa indah tepi laut bernama Pemuteran. Di sini, pengunjung dapat melihat perbukitan di sebelah lautan serta menikmati keindahan bawah laut yang dipenuhi terumbu karang.
Tiap tahunnya, penduduk lokal Pemuteran mengadakan festival tahunan bernama Pemuteran Bay Festival. Festival ini dapat berlangsung selama hampir satu minggu. Artis internasional serta seniman lokal juga hadir untuk memeriahkan acara ini.
Masyarakat lokal berharap bahwa dengan diadakannya festival ini, pengunjung dapat lebih mengenal Desa Pemuteran bukan hanya sebagai tempat untuk berfoto. Melainkan, pengunjung mendapatkan edukasi mengenai konservasi terumbu karang dan juga pengetahuan tentang budaya lokal, seperti tarian tradisional dan lainnya.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Pemuteran Bay Festival telah dilaksanakan di Tanjung Budaya dengan skala besar. Event ini juga disponsori oleh berbagai hotel sekeliling Bali dan juga didukung oleh pemerintah.
Akan tetapi, karena adanya pandemi tahun ini, sektor pariwisata sangat terkena dampaknya. Pengunjung hotel menjadi kurang dan dana pemerintah harus dialokasikan ke penanganan COVID-19.
Walau seperti itu, situasi pandemi tidak memadamkan semangat warga lokal. Tahun 2021, festival tahunan tetap dijalani, meski dalam skala kecil. Tahun ini, festival dinamai New Hope, yang berarti harapan baru yang tumbuh setelah kesukaran penanggulangan pandemi yang dihadapi warga Pemuteran.
Salah satu penduduk yang berpartisipasi langsung dalam festival ini adalah I Ketut Sutrawan Selamet, yang lebih akrab dipanggil Bli Wawan. Bli Wawan merupakan ketua POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Desa Pemuteran.
Tujuan POKDARWIS adalah untuk mengedukasi dampak positif pariwisata agar tidak ada pemikiran bahwa pariwisata sifatnya menghancurkan. Karena itu pariwisata di desa Pemuteran tertuju kepada konservasi alam, pembukaan lapangan kerja bagi warga lokal, serta pelestarian kebudayaan.
Bli Wawan menceritakan bahwa sebelum festival dilaksanakan, POKDARWIS mengadakan sharing session dengan orang tua desa mengenai berjalannya acara serta rencana setelah border internasional dibuka oleh pemerintah. Isu lainnya yang menjadi concern adalah sertifikat CHSE (Clean, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability).
Ini adalah sertifikat yang diterbitkan pemerintah untuk menilai bahwa suatu area pariwisata sudah aman untuk dikunjungi turis di masa pandemi. Sesuai dengan ketentuan sertifikat, Bli Wawan dan tim memastikan keselamatan pengunjung menjadi prioritas nomor satu. Masker dan hand sanitizer telah disediakan dan check-in pengunjung harus memakai aplikasi PeduliLindungi.
Selain Bli Wawan, ada juga diver lokal perempuan bernama Nia dan Arik. Mereka merupakan bagian dari Trash Hero Pemuteran, organisasi peduli lingkungan yang mendorong komunitas lokal untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah. Mereka dan beberapa perempuan lainnya telah menjadi diver selama satu tahun di Pemuteran.
Setelah diving selama satu tahun bersama dengan divers perempuan lainnya, Nia dan Arik telah merasakan potensi bawah laut Pemuteran yang kaya. “Pemuteran tuh cocok sebagai dive site, dari ujung ke ujung tuh bagus-bagus,” kata Arik.
Mereka juga menambahkan bahwa letak geografis Pemuteran sangat mendukung untuk aktivitas diving. Hal ini juga dapat dilihat di dive site Biorock. Ombaknya tidak keras dan keindahan terumbu karang bisa diakses langsung dari pesisir tanpa menggunakan kapal.
Berawal dari keingintahuan akan dunia laut, sekarang Nia dan Arik beserta divers perempuan lainnya telah mengambil sertifikat rescue diver dari Ocean Dream Dive Center.
Sekarang, mereka membantu jalannya aktivitas reef gardening di Festival New Hope. Mereka juga ingin mengambil sertifikat dive master dan instruktor agar bisa menyambut wisatawan diver di masa mendatang, khususnya setelah border telah dibuka.
Penduduk desa Pemuteran rindu untuk membuka desa mereka kepada turis lokal dan mancanegara. Mereka ingin membagikan pengetahuan mereka tentang konservasi terumbu karang, menunjukan pesona bawah laut Pemuteran, serta melestarikan kebudayaan yang tidak bisa didapatkan di luar Pulau Bali.
Jika teman-teman main ke Pulau Bali, cobalah untuk datang ke Desa Pemuteran. Jika teman-teman beruntung, kalian juga dapat menjadi bagian dari Pemuteran Bay Festival yang meriah dan bertemu dengan penduduk lokal yang ramah.