[et_pb_section admin_label=”section”][et_pb_row admin_label=”row”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_blurb admin_label=”Blurb” url_new_window=”off” use_icon=”off” icon_color=”#7EBEC5″ use_circle=”off” circle_color=”#7EBEC5″ use_circle_border=”off” circle_border_color=”#7EBEC5″ image=”http://www.biorock-indonesia.com/wp-content/uploads/2018/09/artikel-1a.jpg” icon_placement=”top” animation=”top” background_layout=”light” text_orientation=”left” use_icon_font_size=”off” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid” alt=”Transplantasi karang dengan metode Biorock (C) Biorock Indonesia 2018″]
Transplantasi karang dengan metode Biorock (C) Biorock Indonesia 2018
[/et_pb_blurb][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row admin_label=”row”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text” background_layout=”light” text_orientation=”left” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid”]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘rehabilitasi’ artinya pemulihan kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang dahulu (semula). Namun sayangnya dalam konteks terumbu karang, rehabilitasi diterjemahkan sebagai transplantasi terumbu karang saja. Padahal sebenarnya lebih luas dari itu.
Metode biorock berbeda dari yang lain dikarenakan beberapa faktor berikut:
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row admin_label=”row”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text” background_layout=”light” text_orientation=”left” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid”]
- Bisa diterapkan di berbagai kondisi lingkungan
Jika metode lain mencari lingkungan yang kondisinya masih sangat baik, lain halnya dengan metode biorock. Biorock dapat diterapkan di lingkungan yang kondisi airnya keruh atau bersedimentasi tinggi. Biorock juga bisa diletakkan dekat dengan pemukiman atau yang jauh sekalipun karena dalam proses rehabilitasi terumbu karang biorock, pengelola dan masyarakat setempat ikut dilibatkan. Jadi, meski lokasinya jauh dari pemukiman, tim ahli Biorock memastikan ada sukarelawan yang senantiasa mengawasi proses rehabilitasi tersebut. Selain untuk kesuksesan rehabilitasi, masyarakat setempat juga dibekali dengan pemahaman seputar terumbu karang agar meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya keberadaan makhluk hidup ini.
- Parameter keberhasilan yang terukur
Pada awalnya, metode transplantasi konvensional dikembangkan untuk budidaya karang untuk bisnis. Karena permintaan yang meningkat, karang yang baru tumbuh tadi langsung diklaim dapat diterapkan untuk rehabilitasi dengan skala yang lebih besar dan waktu yang relatif lebih panjang. Seringkali, tanpa ada pembuktian kebenarannya.
Dengan biorock, kesuksesan rehabilitasi dapat ditentukan hanya dalam waktu beberapa bulan saja dan programnya fokus pada keberlanjutan (sustainability) jangka panjang karena pengelolaannya berbasis masyarakat. Disamping itu, metode ini memungkinkan karang tumbuh lebih sehat dan cepat sehingga untuk skala yang besar dan dalam kurun waktu yang lama, presentase keberhasilannya lebih tinggi.
- Lebih efektif
Jika metode lain mengharuskan kondisi lingkungan yang sehat dan air yang baik agar berhasil, metode biorock dapat diterapkan di kondisi dan lokasi yang kualitasnya dibawah rata-rata. Selain itu, metode ini juga terbukti lebih efektif untuk menumbuhkan karang dengan menciptakan kondisi yang memungkinkan karang lebih ‘tahan banting’ di suhu yang tinggi, lingkungan bersedimen maupun saat polusi meningkat.
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row admin_label=”row”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_blurb admin_label=”Blurb” url_new_window=”off” use_icon=”off” icon_color=”#7EBEC5″ use_circle=”off” circle_color=”#7EBEC5″ use_circle_border=”off” circle_border_color=”#7EBEC5″ image=”http://www.biorock-indonesia.com/wp-content/uploads/2018/09/artikel-1b.jpg” icon_placement=”top” animation=”top” background_layout=”light” text_orientation=”left” use_icon_font_size=”off” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid”]
Perahu nelayan dan perahu wisata. Kegiatan yang sering konflik dengan konservasi bila tidak dikelola dengan baik. (C) Biorock Indonesia 2018
[/et_pb_blurb][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row admin_label=”row”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text” background_layout=”light” text_orientation=”left” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid”]
- Waktu pemulihan yang relatif singkat
Struktur Biorock menumbuhkan karang 2-6 kali lebih cepat daripada kondisi alaminya. Hasil rehabilitasi karang ini pun lebih berwarna terang dengan cabang-cabang yang rapat. Terumbu karang yang rusak dipulihkan 20 kali lebih cepat dan memiliki peluang hidup 50 kali lebih banyak bahkan di kondisi suhu yang terlampau tinggi.
- Perawatan paska perbaikan
Proses rehabilitasi dengan metode lain biasanya hanya bertahan sebentar saja setelah selebrasi. Begitu euphoria berakhir, biasanya karang akan ditinggalkan dan tidak diawasi bahkan tak sedikit karang yang hilang ataupun mati tanpa diperhatikan.
Dengan menggunakan metode biorock, pengawasan akan dijalankan secara berkala agar terumbu karang tidak sampai mengalami kerusakan lagi. Kalaupun terjadi kerusakan akibat faktor alam, akan cepat diketahui karena banyak pihak yang terlibat dalam pengawasannya.
- Budget yang terperinci
Baik transplantasi konvensional maupun rehabilitasi metode biorock – keduanya bisa memakan biaya yang tidak sedikit. Namun kelebihan dari biorock terletak pada berbagai pertimbangan dalam aspek rehabilitasi tersebut, sehingga memudahkan penghitungan budget di awal.
Biasanya, metode lain hanya menghitung biaya operasional saja (teknis pemasangan transplantasi) sehingga tampak lebih murah. Padahal ada banyak biaya ekstra yang harus dikeluarkan setelah proses selesai, seperti biaya maintenance dan sebagainya.
Ingin tahu bagaimana tim di Biorock menyelamatkan terumbu karang? Kamu bisa bergabung bersama komunitas Biorock atau mengikuti workshop dengan tema-tema menarik seputar rehabilitasi terumbu karang. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan para pakar Biorock. Daftarkan dirimu sekarang di [email protected]
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section][et_pb_section admin_label=”Section” fullwidth=”off” specialty=”off” transparent_background=”off” allow_player_pause=”off” inner_shadow=”off” parallax=”on” parallax_method=”off” padding_mobile=”off” make_fullwidth=”off” use_custom_width=”off” width_unit=”on” make_equal=”off” use_custom_gutter=”off” gutter_width=”3″][et_pb_row admin_label=”Row” make_fullwidth=”on” use_custom_width=”off” width_unit=”on” use_custom_gutter=”off” gutter_width=”3″ custom_padding=”||3em|” padding_mobile=”off” allow_player_pause=”off” parallax=”off” parallax_method=”off” make_equal=”off” parallax_1=”off” parallax_method_1=”off” column_padding_mobile=”on”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_divider admin_label=”Divider” color=”#1e73be” show_divider=”on” divider_style=”solid” divider_position=”top” divider_weight=”1″ hide_on_mobile=”on”]
[/et_pb_divider][et_pb_cta admin_label=”Call To Action” button_url=”http://www.biorock-indonesia.com/how-you-can-help/” url_new_window=”off” button_text=” I Want to Help Biorock Projects” use_background_color=”off” background_color=”#f7be3b” background_layout=”dark” text_orientation=”center” header_font_size=”26″ body_font_size=”14″ use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid” custom_button=”on” button_text_size=”20″ button_bg_color=”#f7be3b” button_border_width=”2″ button_border_radius=”3″ button_letter_spacing=”0″ button_use_icon=”default” button_icon_placement=”right” button_on_hover=”on” button_border_radius_hover=”3″ button_letter_spacing_hover=”3″]
[/et_pb_cta][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]