Indonesia memiliki terumbu karang seluas 25.000 km2 (COREMAP-CTI LIPI, 2016) atau sekitar 10% dari total terumbu karang dunia yaitu seluas 284.300 km2 (Spalding et al. 2001).
Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai pusat segitiga karang dunia yang memiliki kekayaan jenis karang paling tinggi yaitu 569 jenis dari 82 marga dan 15 suku (Suharsono, 2014).
Meskipun demikian, ekosistem terumbu karang kita sedang terancam akan adanya kenaikan suhu permukaan air laut yang dapat menyebabkan pemutihan karang atau biasa disebut juga sebagai coral bleaching.
-
Terumbu karang juga bisa stress
Suhu permukaan laut dan sinar ultraviolet yang tinggi memengaruhi psikologi terumbu karang. Terumbu karang menjadi stress akan hilangnya alga yang bersimbiosis (zooxanthella) yang merupakan tempat bergantungnya polip karang untuk mendapatkan makanan. Kejadian ini ditandai dengan memudarnya warna karang menjadi memutih.
-
Kematian terumbu karang
Terumbu karang dalam keadaan tersebut (coral bleaching) apabila telah terjadi lebih dari 10 minggu dapat menyebabkan kematian terumbu karang. Terlebih lagi dengan adanya pencemaran dan sedimentasi di perairan laut.
-
El Nino si pembawa arus hangat
Kejadian coral bleaching secara massal bersamaan dengan El Nino pertama kali tercatat di Indonesia pada tahun 1982-1983 di Selat Sunda (Jawa Barat), Kepulauan Seribu (Jakarta), sampai Kepulauan Karimunjawa (Jawa Tengah).
Lalu terjadi lagi pada 1987, 1997, 2010, dan 2016 yang menyasar lebih banyak tempat lain seperti Bali, NTB, NTT, Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, sekitaran Aceh, Bangka Belitung dan tempat-tempat lainnya.
“Namun frekuensinya kejadiannya mulai rapat dan agak cepat. Dikhawatirkan belum sempat karang pulih sudah terjadi pemutihan lagi.” (Suharsono, 2017).
-
Indian Ocean Dipole yang dingin di bagian barat Indonesia
Selain karena peningkatan suhu, ternyata coral bleaching juga bisa terjadi karena suhu air laut yang di bawah rata-rata. Suhu di bawah 26°C akibat Indian Ocean Dipole (IOD) pernah tercatat di bagian barat Sumatera.
-
Pemutihan karang warna-warni
Tidak hanya berwarna putih coral bleaching ini bisa juga mengeluarkan semburat warna lain. Kenapa bisa ya? Yuk, baca selengkapnya di Pemutihan Karang Warna-warni: Kok Bisa?
-
Tidak ada cara cepat untuk pulih
Menurut pengamatan dari COREMAP-CTI LIPI di Pulau Seribu, karang membutuhkan waktu sekitar 7-10 tahun untuk pulih dari coral bleaching sedangkan keanekaragaman jenis karangnya membutuhkan waktu yang lebih lama.
Walaupun tidak ada cara instan untuk memulihkan terumbu karang seperti sediakala, namun kita bisa memulai dengan meminimalisasi penyebab terumbu karang stress.
Ingin ikut berkontribusi memulihkan terumbu karang tapi bingung mau mulai dari mana? Ayo kita mulai dengan adopt baby coral bersama kami.
Daftar pustaka:
- Sumber: Salim D. (2012) Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Akibat Pemutihan (Bleaching) Dan Rusak. Pusat Kajian dan Pengembangan Kemaritiman Nasional, 5(2), 142-143.
- CRITC COREMAP – LIPI (2016). Pemutihan Karang (Bleaching Coral) Dan Kejadian Bleaching Tahun 2016. Diakses pada 18 Oktober 2021, dari http://coremap.or.id/berita/1172.
- LIPI (2018). Status Terkini Terumbu Karang Indonesia 2018. Diakses pada 18 Oktober 2021, dari http://lipi.go.id/siaranpress/lipi:-status–terkiniterumbu-karang-indonesia-2018-/21410.
- LIPI (2017). Anomali El Nino Picu Pemutihan Terumbu Karang. Diakses pada 18 Oktober 2021, dari http://lipi.go.id/lipimedia/anomali-el-nino-picu-pemutihan-terumbu-karang/18409.