Tahukah kamu? Lebih dari setengah penelitian obat kanker terbaru berfokus pada biota laut, salah satunya terumbu karang. Terumbu karang ditemukan berpotensi menjadi obat-obatan di masa depan.
Berbagai obat-obatan terbaru untuk penyakit kanker, radang sendi, infeksi bakteri, Alzheimer, penyakit jantung, dan virus sedang dikembangkan dari terumbu karang.
Ternyata, selain dalam bidang ekonomi, manfaat terumbu karang bagi manusia juga dalam bidang medis! Kenapa terumbu karang berpotensi menjadi obat? Apa saja contoh obat dari ekosistem terumbu karang? Mari kita pelajari bersama.
Terumbu karang merupakan organisme stasioner, artinya tidak dapat berpindah atas kehendak sendiri. Hal ini berarti terumbu karang tidak dapat melarikan diri dari predator. Oleh karena itu, terumbu karang berevolusi mengembangkan pertahanan diri berupa pertahanan kimia.
Terdapat spesies terumbu karang yang melindungi diri dengan metabolit sekunder untuk mengusir predator. Terdapat juga spesies yang mengekskresi racun. Beragamnya spesies dan jenis pertahanan kimia terumbu karang dipelajari karena berpotensi diaplikasikan untuk pengobatan penyakit manusia.
Menurut Bruckner (2002) biota laut seperti terumbu karang memiliki potensi medis 300-400 kali lebih tinggi daripada makhluk hidup di darat dikarenakan 80% bentuk kehidupan terdapat di lautan. Terlebih, biota laut memiliki keanekaragaman genetik yang lebih tinggi dari organisme di darat yang mendukung potensi tersebut.
Potensi medis terumbu karang tidak sebatas spesies karang, tetapi juga biota laut yang tinggal di kawasan terumbu karang seperti tunicata, moluska, bryozoa, spons, echinodermata, dan lainnya.
Beberapa obat-obatan modern paling awal yang diperoleh dari ekosistem terumbu karang termasuk obat antivirus Ara-A (untuk herpes), antivirus AZT (untuk HIV), dan agen anti kanker Ara-C yang dikembangkan dari ekstrak spons Tethya crypta.
Spons ini dapat ditemukan di kawasan terumbu karang Laut Karibia, khususnya pada substrat berpasir dan beralga. Hingga saat ini, AZT masih digunakan dalam pengobatan AIDS atas persetujuan FDA.

Dalam pengobatan kanker, terdapat beberapa obat komersial yang diisolasi dari ekosistem terumbu karang. Salah satunya adalah Yondelis, obat kanker yang mengandung senyawa Ecteinascidin 743 atau Trabectedin.
Senyawa ini diisolasi dari Ecteinascidia turbinata, spesies tunicata yang dapat ditemukan sepanjang tahun di perairan dangkal di Laut Karibia, pantai timur Florida, Bermuda dan Teluk Meksiko. Yondelis digunakan sebagai obat kemoterapi anti tumor untuk sarkoma jaringan lunak lanjut dan kanker ovarium.

Pada akhir 2019, tercatat ada 9 obat disetujui yang bersumber dari laut yaitu Vira-A®, Prialt®, Lovaza®, Cytosar-U®, Halaven®, Adcetris®, Yondelis®, Aplidine®, dan POLIVY®.
Selain itu, saat ini terdapat 31 komponen dari lautan yang masih dalam uji klinis, 5 komponen di fase III, 13 komponen di fase II dan 9 komponen di fase I untuk menjadi obat resmi.
Salah satunya adalah senyawa Dolastatin 10 yang diisolasi dari kelinci laut di Samudra Hindia yang sedang dalam uji klinis untuk pengobatan kanker payudara dan hati, tumor, dan leukemia.
Sayangnya, pengembangan terumbu karang sebagai obat-obatan terhalang keterbatasan jumlah terumbu karang sehat di lautan. Menurut satu laporan, dibutuhkan 1.600 kg kelinci laut untuk mengisolasi 10 mg senyawa obat.
Kelompok lain menghasilkan 1 mg senyawa antikanker dari 2.400 kg spons Indo-Pasifik. Jumlah ekstrak yang sedikit sulit melewati tahap uji klinis dan persetujuan karena diperlukan sampel obat yang banyak hingga 1 kg.
Kondisi terumbu karang yang rusak dan populasi terumbu karang yang semakin sedikit karena krisis iklim membuat pengembangan obat-obatan terhambat. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk restorasi terumbu karang, termasuk kamu!
Biorock Indonesia mendukung restorasi terumbu karang melalui berbagai program konservasi berkelanjutan yang melibatkan komunitas.
Kamu bisa turut berkontribusi pada restorasi terumbu karangl bersama Biorock Indonesia melalui program “Adopt A Baby Coral” pada tautan berikut: http://www.biorock-indonesia.com/adopsibabycoral/
Mari bersama-sama mendukung restorasi terumbu karang untuk masa depan yang lebih baik.
Sumber:
Bruckner, Andrew W. “Life-Saving Products from Coral Reefs.” Issues in Science and Technology 18, no. 3 (Spring 2002).